Yosh!! udah dibaca nggak yang part 1 nya? makasih banyak yang udah setia membaca.. readers!! gumawo-yoo... arigatou gozaimazu.. dan terima kasih.. ayo, happy reading!!!
Aku
Serahkan Akhir Kisahku Kepada Waktu (Lanjutan)
Aku pun baru saja tahu, perasaanku
kepada Zayn mengandung resiko yang berat, perasaan sakit ketika hal yang tidak aku
inginkan akhirnya datang. Waktu terasa lama dan setiap bayangan Zayn yang
terlintas dikepalaku akan membuat goresan luka pada perasaanku yang tulus.
Ada bagian dari diriku yang menyuruhku
untuk menjauhi Zayn sebelum ia membuat perasaanku menjadi lebih sakit. Namun,
ada juga bagian dari diriku yang lain, yang menyuruhku untuk terus menyukainya,
untuk terus dekat dengannya. Aku tak tahu harus mendukung bagian diriku yang
mana. Waktu pun juga tidak dapat memilih.
‘Aku
harus melupakan Zayn sebelum terlambat’ hal yang kuputuskan, namun ada
sesuatu yang melarangku untuk melakukan hal tersebut. Didalam perasaanku yang
terdalam, aku merasa sangat kesal jika harus melupakan Zayn. Aku merasa,
melupakan Zayn hanya akan menambah luka, dan luka yang sangat dalam.
“Kok lu jadi aneh akhir-akhir ini cewek
galak?” Tanya Zayn ketika aku mengatakan “bodoh” kepadanya. Aku tetap
mengatakannya bodoh dengan kesal, namun ia tidak berhenti bertanya dan
membuatku semakin kesal.
Zayn menghembuskan nafas panjang dan
pergi menjauh dariku karena omelanku yang aneh padanya. Akupun tersadar, bahwa
hanya ada aku dan Zayn yang tinggal disekolah. Aku juga tidak melihat pertanda
kedatangan ibuku. Aku adalah seseorang yang takut sendirian, bahkan aku bisa
jatuh sakit karena ketakutan. Aku tak tahu penyakit apa yang menerpa diriku. Yang
aku tahu, aku tidak bisa sendirian.
“Zayn!!” Aku berteriak memanggil Zayn
dan menahannya pulang. Aku meminta Zayn menemaniku menunggu jemputan orang
tuaku. Awalnya ia menolak, namun setelah aku memohon kepadanya, ia pun setuju
untuk menemaniku menunggu ibuku datang. Sesekali ia mengeluh ketika ibuku tak
kunjung datang menjemputku. Namun, ia tetap menemaniku dengan beribu perdebatan
yang entah siapa yang memulai. Tiba-tiba, suasana menjadi sunyi.
“Zayn, lu sukakan sama Lulu?” Tanyaku
memecahkan sunyi.
“Nggak, jangan sok tau lu” Tolak Zayn
dan membuat hatiku menjadi sedikit tenang. Aku terus memancing Zayn sampai aku
puas atas jawabannya.
“Lu kok nanyain itu segala? Bukannya
tadi lu ngambek? atau lu suka kali ya sama gue?” Tanya Zayn polos dan membuat
jantungku berdebar-debar. Mendengar pertanyaannya tersebut, membuat aku membeku
dan gugup.
“E-E-ENGGAK! GR banget sih lu jadi
cowok” Bentakku kepada Zayn. Zayn terkekeh pelan melihat reaksiku terhadap
pertanyaan yang ia lontarkan.
“Gak usah teriak-teriak juga, Cewek
Galak. Gendang telinga gue sobek karna suara lu” Ledek Zayn dan aku pun memberikan
pukulan ringan dilengan kanannya. Lalu, keheningan pun kembali menghampiri
kami.
“Fei, gue nggak pernah suka sama Lulu.
Apa lu pernah ngeliat gue deket sama Lulu? gue nggak pernah deket sama cewek”
Kali ini, Zayn yang memecahkan keheningan dan kata-katanya membuatku menjadi
gugup. Perasaan gugup dan senangpun menyatu dalam diriku.
“Tapi, kok lu bisa deket sama gue?”
Tanyaku pada Zayn. Aku penasaran apa yang akan ia jawab atas pertanyaan anehku
itu.
“Gue bisa deket kayak gini sama lu,
karna lu itu cewek galak yang nyeselin banget tau!” Ledek Zayn padaku, aku
memberikan pokerface padanya namun ia hanya menunjukkan senyumnya padaku, hal
yang paling aku sukai pada diri Zayn.
“Fei, karna lu deket sama gue, jangan
jauh dari gue ya. Karena mulai sekarang, kita sahabat” Ujar Zayn padaku. Aku
hampir melompat kegirangan didepan Zayn. Aku tidak tahu kenapa Zayn mengatakan
itu, entah ia menyukaiku atau ia memang menyukaiku, GR dan rasa senang menguasai
diriku. Aku pun membalas ucapan Zayn dengan tersenyum dan mengangguk pelan.
Kecanggungan pun menghampiri kami, lalu Kami tertawa bersama dan mengusir rasa
canggung diantara kami.
Zayn dan aku menautkan jari kelingking
tanda perjanjian sahabat. Zayn tersenyum menatapku. Dan tentu saja, aku juga
tersenyum senang. Aku tidak tahu kapan momen ini akan berakhir, Aku meminta
kepada waktu, untuk tidak mempercepat akhir momen ini. kalau aku bisa, aku
ingin membuat waktu berhenti sebentar, untuk menikmati momen ini lebih lama
lagi, bersama Zayn.
Aku pun tahu jawaban atas pertanyaanku. Tidak
apa-apa aku terus menyukai laki-laki ini, karena ia adalah separuh semangatku.
Tidak apa-apa aku menaruh perasaan padanya, karena sekarang ia akan selalu ada
untukku.
Aku tidak tahu akhir kisah cintaku ini,
apakah akan bahagia atau malah sebaliknya. yang aku tahu, bahwa Zayn sudah
menjadi sahabatku, Zayn adalah pemilik hati kecilku. aku juga tidak harus
menunggu waktu. Aku percaya pada waktu, bahwa ia akan memberikanku hari dengan
disertai pelangi abadi. Waktu tidak akan menghianatiku, karena waktu
menyayangiku.
Waktu memberikanku jamnya untuk
menjalani hidupku yang singkat didunia ini. Waktu itu tidak tergantung atas
detik, menit dan jam yang ia punya. Tapi, tergantung bagaimana aku
memperlakukan waktu, dengan cara tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu
menghargai waktu.
Saat ini, Zayn adalah sahabatku.
Walaupun perasaan kasih sayang yang kuberikan, lebih dari sekedar sahabat.
Tapi, aku tetap bahagia karena aku percaya, akhir kisah ini tidak akan
melukaiku, perasaan ini tidak akan menghianatiku. Dan waktu, akan memberikan
akhir terbaik untuk kisahku ini. kuserahkan halaman terakhir kisahku ini, kepada
waktu.
No comments:
Post a Comment