Aku
Serahkan Akhir Kisahku Kepada Waktu
Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa
dilihat, sesuatu yang tidak bisa bicara dan tidak bisa berhenti. Waktu adalah
hal yang tidak dapat ditebak dan tidak dapat dipermainkan. Waktu akan terasa
berjalan lama, ketika aku menjalani hari dengan hati yang berat dan hari yang
tidak menyenangkan seperti ketika aku gagal. Namun, waktu akan terasa singkat,
ketika hariku dipenuhi warna dan keceriaan.
Mentari menghilang diufuk barat,
menandakan hari akan memasuki waktu malamnya. Bulan akan datang dengan sinarnya
yang indah dan seribu bintang akan datang menemani malamku, malamku yang sunyi.
Aku merenung menatap langit-langit
kamarku. Waktu terasa berjalan lama, mengingat kapan mata ini akan menghantarku
kedunia mimpi. Malam ini, waktu tidak memperbolehkan aku untuk terlelap. Ia
berusaha membuka mataku dengan dentingan jam dan alunan suara jangkrik yang
bermain ditelingaku.
Seseorang, ada seseorang yang menyuruh
waktu untuk melarangku pergi ke dunia mimpi, seseorang dengan enaknya memasuki
hatiku tanpa adanya izin dariku. Ia masuk dan mengendalikan pikiranku. Membuat
waktuku sia-sia untuk memikirkan sosok dirinya, yang aku pun tak tahu, ia juga
sedang memikirkanku atau tidak.
“Hai Fei” Sapa Leni, sahabat baikku. Ia
adalah seseorang yang hangat, yang selalu bersamaku ketika aku senang maupun
sedih. Ia adalah teman terbaik yang pernah aku miliki. Lalu, aku duduk ditempat
dimana biasanya aku menuntut ilmu.tempatku berada tepat didepan guru. Tempat
yang sama seperti penjara. Dimana kesempatan untuk menyontek ketika ulangan dan
ujian adalah nol persen.
Hatiku berdebar, ketika sosok orang yang
mengambil alih pikiranku, orang yang kusukai, Zayn, muncul dari balik pintu. Ia
terlihat sangat biasa, tidak menarik dan tidak memiliki pesona. Aku sendiri pun
bingung, kenapa ia bisa membuatku jatuh hati padanya, kenapa ia selalu membuat
jantungku berdebar.
Sesekali, aku mencuri pandang padanya,
sekedar untuk mengobati rasa rindu. ‘Kenapa
waktu terasa singkat?’ Desahku ketika guru memasuki kelasku dan reflek
membuatku menjadi berkonsentrasi pada pelajaran yang akan ia ajarkan. Karena,
tujuan utamaku bersekolah adalah untuk menuntut ilmu. Walaupun, fakta bahwa aku
ingin menemui Zayn, tidak dapat dipungkiri.
“Dasar Cewek Galak!” Ledek Zayn padaku.
Aku memarahinya karena ia tidak serius dalam pekerjaan kelompok. Ia selalu
membuatku kesal dengan ledekan-ledekan yang ia buat, dan tidak jarang kami berdebat
tentang sesuatu yang sama sekali tidak penting sehingga teman yang ada
disekitar kami menjadi terganggu. Namun dengan cara inilah, aku bisa menjadi
teman akrab dan teman dekat Zayn.
Hari ini, Tak sengaja aku mendengar Zayn
decouple-kan dengan Lulu,. Tentu saja aku merasa jelous, apalagi kepribadian
Lulu sangat berbeda denganku. Aku adalah perempuan yang tomboy dan galak.
Sedangkan Lulu adalah perempuan feminim, lemah lembut dan terkenal cantik. ‘Kok aku jadi nggak semangat ya?’ Gumamku.
Baru aku sadari, bahwa Zayn sudah
menjadi separuh semangatku. Semangatku menurun, senyum pun sulit kuukir
diwajahku, dan sekolah, tidak terasa menyenangkan lagi bagiku.
GIMANA GUYS? PASTI NGGAK ASIK YA? MAAF YA, TAPI, INI BARU PART 1 NYA GUYS,,,, SEBENARNYA, DISINI ADA KISAH REALNYA, KISAH REAL DARI KEHIDUPAN GUE YANG MUNGKIN MEMBOSANKAN.. TAPI, HAPPY READING!!! SEMOGA KALIAN SUKA
No comments:
Post a Comment